REKRUTMEN DAN SELEKSI
Perusahaan-perusahaan dewasa ini telah cukup banyak menggunakan
jasa psikolog untuk membantu mereka menyeleksi tenaga kerjanya. Satu hal yang
pada akhir tahun 1950-an tidak dapat dibayangkan. Penggunaan pemeriksaan
psikologi atau sebagaimana dikenal secara populer dengan psikotes mulai banyak
dikenal pada permulaan tahun 1960-an. Permulaan penerapan pemeriksaan
psikologis secara besar-besaran ialah pada saat para olahragawan Indonesia yang
akan ikut pesta olahraga Asian Games II pada tahun 1962 di Jakarta, yang
diselenggarakan oleh Bagian Psikologi Kejuruan dan Perusahaan dari Fakultas
Psikologi Universitas Indonesia. Sejak itu makin banyak permintaan datang dari
departemen, perusahaan-perusahaan swasta dan milik negara (BUMN),
lembaga-lembaga keuangan dan bank-bank untuk membantu mereka menyeleksi
calon-calon pegawai atau untuk membantu mereka dalam proses promosi pegawai. Di
Indonesia proses penerimaan tenaga kerja berlangsung dalam dua tahapan yang
besar, yaitu pencarian calon tenaga kerja dan seleksi calon tenaga kerja.
1.
REKRUTMEN (Pencarian tenaga kerja)
Rekrutmen adalah proses menemukan dan menarik orang untuk
menduduki posisi tertentu dalam suatu organisasi. Tujuan kegiatan ini adalah
menemukan sejumlah pelamar kerja yang sesuai dengan posisi yang ditawarkan oleh
organisasi. Dalam banyak hal, beberapa pelamar yang diperoleh untuk setiap
posisi lebih disukai karena semakin banyak pelamar yang datang, semakin tinggi
rasio pemilihan, akan semakin selektif perusahaan itu. Pada tahap ini
diusahakan agar jumlah calon tenaga kerja cukup banyak yang terkumpul, sehingga
dapat dilakukan seleksi yang baik. Makin banyak calon tenaga kerjanya, makin
besar kemungkinan mendapatkan tenaga kerja yang memenuhi persyaratan
perusahaan.
Pengertian rekrutmen
menurut beberapa tokoh :
·
Menurut H.T Graham (1986)
Rekrutmen adalah
bagian pertama dari proses
pengisian kekosongan, pertimbangan
sumber kandidat yang cocok, melakukan kontak dengan para kandidat dan menarik pelamar
dari mereka.
·
Menurut William B. Cuaca (1996)
Rekrutmen adalah
proses mencari dan menarik
pelamar yang mampu untuk pekerjaan. Proses ini dimulai ketika
karyawan baru dicari dan berakhir ketika aplikasi
mereka diserahkan. Hasilnya
adalah para pelamar yang memenuhi kriteria akan dipilih
menjadi karyawan.
Tujuan Rekrutmen: menarik calon-calon tenaga kerja yang baik
agar mau bergabung dengan perusahaan. Baik, berarti mempunyai keterampilan atau
kemauan atau sikap tertentu yang sesuai dengan kebutuhan organisasi, untuk
membantunya dalam upaya pencapaian tujuan organisasi.
2.
SELEKSI
Seleksi adalah suatu proses menyaring para pelamar guna memilih
yang terbaik untuk diterima bekerja di perusahaan. Seleksi adalah suatu proses
meneliti dan memilih dari sekelompok pelamar yang didapat dari berbagai sumber
untuk mendapatkan pelamar yang paling sesuai dengan posisi yang ditawarkan. Seleksi
adalah suatu proses untuk memilih calon tenaga kerja yang paling sesuai dengan
kebutuhan organisasi.
Metode penyaringan utama yang digunakan oleh
organisasi-organisasi, akan digunakan kata tes untuk membedakannya dengan
lamaran, wawancara atau metode penyaringan lain. Harus disadari bahwa tes
merupakan suatu sumber informasi yang secara hukum digunakan untuk membuat
keputusan dalam seleksi. Untuk praktisnya, semua metode penyaringan harus
dianggap sebagai tes, apapun bentuk sebenarnya.
Pengertian seleksi menurut
Werther & Davis (1996):
Proses
seleksi adalah serangkaian
tes spesifik yang
digunakan untuk menentukan merekrut
harus dipekerjakan. Proses dimulai ketika merekrut melamar pekerjaan dan berakhir dengan keputusan perekrutan.
Hal-hal yang mendasari proses seleksi:
a.
Analisis jabatan yang
meliputi uraian pekerjaan, spesifikasi individu dan standard tampilan kerja
pada setiap posisi
b.
Perencanaan SDM meliputi
identifikasi lowongan, identifikasi pegawai yang dapat dipromosikan/ditransfer,
dan metode rekrutmen untuk sumber daya eksternal.
c.
Rekrutmen, akan memungkinkan terkumpulnya
berkas lamaran yang diseleksi.
Kasus rekrutmen dan seleksi
:
Serikat Karyawan PT Garuda Indonesia (Sekarga)
menyesalkan kasus pelecehan dalam proses rekrutmen awak kabin Garuda di Korea.
“Bila kasus ini benar-benar terjadi, kami ingin Direktur Utama, Direktur
Personalia, dan Direktur Operasional bertanggung jawab,” kata Kepala Divisi
Hubungan Masyarakat Serikat Karyawan PT Garuda Indonesia, Tomy Tampatty, saat
dihubungi pada Jumat, 26 Agustus 2011.
Selama ini pola rekrutmen karyawan yang dilakukan PT
Garuda Indonesia masih jauh dari profesional. “Tidak ada batas-batas yang
jelas,” kata Tomy. Meski tak
menjelaskan detail mengenai pola rekrutmen awak kabin yang selama ini berlangsung
di PT Garuda, Tomy menyoroti kompetensi para dokter di Garuda. Saat ini di PT
Garuda lebih banyak dokter-dokter baru, sedangkan dokter yang berkompeten
justru tidak bertugas.
Dari informasi yang diterimanya, kata Tomy, proses
rekrutmen di Korea juga memiliki kejanggalan. Proses rekrutmen di Korea
dilakukan langsungVice President Garuda Sentra Medika. Ia
mempertanyakan mengapa seorang vice
president harus turun tangan langsung untuk melakukan rekrutmen.
Sebab, proses rekrutmen seperti itu dapat dilakukan para dokter Garuda lainnya.
“Bila memang terbukti, kami ingin dokter itu dipecat
dengan tidak hormat,” kata Tomy. Ia juga menyatakan Kementerian Perhubungan dan
Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) harus meminta pertanggungjawaban
para direktur Garuda berkaitan dengan kasus ini. Saat ini Sekarga juga berniat
akan membuat sebuah konferensi pers terkait dengan kasus rekrutmen di Korea.
Sebelumnya, Kantor Berita Korea Selatan, Yonhap, menyatakan maskapai pelat merah ini
melakukan pelecehan terhadap calon pramugari dalam proses rekrutmen yang
dilakukan. Dokter yang memeriksa ini melakukan tindakan pelecehan dengan alasan
memeriksa implan. Pemasangan implan, menurut aturan perusahaan, dianggap membahayakan
awak kabin ketika bertugas. PT Garuda Indonesia merekrut awak kabin asal Korea
untuk mendukung pelayanan maskapai ini pada rute ke Korea yang dilakukan lima
kali penerbangan dalam sepekan. PT Garuda juga merekrut pramugari asal Cina dan
Jepang untuk rute Jakarta-Cina dan Jakarta-Jepang.
Sebelumnya, manajemen PT Garuda Indonesia menegaskan
tidak pernah melakukan pelecehan calon pramugari asal Korea. "Kejadian
atau pemberitaan yang diduga kurang pantas tersebut adalah tidak benar,"
kata Vice President Corporate Communications, Pujobroto. Menurut Pujobroto, proses pemeriksaan
kesehatan terhadap calon pramugari dari Korea tersebut dilakukan oleh dokter
sesuai dengan standar profesi, dan terikat sumpah dokter. Pada saat
pemeriksaan, dokter juga didampingi staf lokal wanita berwarga negara Korea.
"Staf tersebut membantu menyampaikan penjelasan berkaitan dengan
pemeriksaan kesehatan yang dilaksanakan," kata dia.
Analisis dari Kasus Pelanggaran rekrutmen awak kabin Garuda di Korea
Menurut saya permasalahan yang terjadi dalam Kasus diatas
adalahdiduga para Dokter yang ditujuk oleh PT Garuda untuk melakukan rekrutmen untuk
test kesehatan pada calon Pramugari Korea melakukan tindak pelecehan yang
dianggap tidak pantas sehingga Serikat Karyawan PT Garuda Indonesia (Sekarga)
merasa tidak terima dan memprotes hal ini , Bila kasus ini benar-benar terjadi
(Sekarga) ingin Direktur Utama, Direktur Personalia, dan Direktur Operasional
bertanggung jawab atas kejadian hal ini, Sekarga juga menuntut Bila memang
terbukti, mereka ingin dokter itu dipecat dengan tidak hormat . Selama ini pola
rekrutmen karyawan yang dilakukan PT Garuda Indonesia dirasa masih jauh dari
profesional. Seperti kasus yang rekrutmen yang terjadi seperti contoh diatas
juga masih mengalami pelanggaran-pelanggaran .
Akan tetapi PT Garuda Indonesia tetap menyangkal
pelanggaran yang terjadi pada Perekrutan calon Pramugarinya tersebut , PT
garuda menyangkal kalau dokter yang melakukan test kesehatan pada
pramugari-pramugari tersebut tidak melakukan pelanggaran-pelanggaran apalagi
melakukan pelecehan terhadap calon-calon pramugari tersebut . Pihak garuda
mengaku bahwa proses pemeriksaan kesehatan terhadap calon pramugari dari Korea
tersebut dilakukan oleh dokter sesuai dengan standar profesi, dan terikat
sumpah dokter. Pada saat pemeriksaan, dokter juga didampingi staf lokal wanita
berwarga negara Korea.
Sekian, semoga bermanfaat :)
Sumber :
Komentar
Posting Komentar