Eksplore Goa Sipulus

Cibuntu, merupakan sebuah desa yang terletak di Kecamatan Kelapa Nunggal, Kabupaten Bogor. Mata pencaharian penduduk Cibuntu ini adalah bertani dan berladang. Di desa ini juga terdapat beberapa goa, salah satu goa yang kami singgahi adalah Goa Sipulus.
Goa Sipulus terletak di ketinggian 480 mdpl. Di sekeliling goa ini terdapat ladang perkebunan milik warga sekitar. Goa Sipulus merupakan goa vertikal dengan ketinggian sekitar 20 meter, mulut goa ini cukup besar dengan diameter sekitar 5 meter. Dinamakan Goa Sipulus karena di sekitar goa ini terdapat banyak pohon sipulus. Pohon sipulus ini memiliki karakteristik yaitu daunnya berwarna hijau terang, memiliki tulang dan urat daun yang tampak jelas, pinggir daun mudanya berbentuk gerigi dengan jarak gerigi tidak terlalu rapat. Semakin tua, gerigi semakin menghilang. Bagian atas dan pinggir daun ditumbuhi bulu-bulu halus yang hanya nampak bila dilihat dari jarak sangat dekat. Berhati-hati lah, karena apabila bulu-bulu ini tersentuh bagian kulit kita yang halus dan sensitif seperti punggung tangan, lengan, paha atau betis dapat menimbulkan rasa gatal, perih dan panas yang cukup menyengat. 

Untuk menuju goa ini kita membutuhkan waktu yang cukup lama, kurang lebih membutuhkan waktu 5 jam dari sekretariat Linggih Alam menggunakan kendaraan roda dua. Akses menuju Goa Sipulus ini cukup sulit karena jalanannya yang berbatu serta menanjak. Bagi kalian yang ingin menuju goa ini disarankan untuk tidak pada musim hujan, karena jalanan akan sangat licin dan berlumpur. Harus sabar memang untuk dapat melewati jalur ini, karena ini merupakan jalur utama menuju goa tersebut. Sebelum sampai di Goa Sipulus, kami tim caving CICERA KMUP beristirahat di rumah Pak Muhidin yang berlokasi di desa Cibuntu. Dari rumah Pak Muhidin ini kita harus berjalan kaki kembali selama 15 menit untuk menuju Goa Sipulus. Kita bisa memarkirkan kendaraan motor kita di rumah Pak Muhidin sekaligus beristirahat dan menyiapkan alat serta perlengkapan yang akan dipakai saat eksplore ke goa. 


 Untuk bisa masuk ke dalam goa ini, kami harus menggunakan peralatan caving dengan menggunakan tehnik SRT (Single Rope Technique). Oleh sebab itu, kami harus mempersiapkan peralatan selengkap mungkin. Oiya, jangan lupa untuk membawa persediaan air untuk minum, karena di Goa Sipulus ini tidak ada air. Setelah selesai mempersiapkan perlengkapan untuk caving, kami langsung menuju Goa Sipulus.

Dengan berjalan kaki selama 15 menit menuju goa Sipulus, kami disuguhkan dengan pepohonan dan ladang-ladang perkebunan milik warga. Udara yang masih sangat segar juga dapat kami nikmati di daerah ini, sehingga tak terasa kami dipertemukan dengan batuan gamping atau batuan kapur yang menandakan bahwa lokasi goa sudah dekat. Benar saja, tak jauh dari batuan gamping tersebut kami dihadapkan dengan mulut goa dari Goa Sipulus.
Saat kami tiba di sana, kondisi mulut goa tersebut sudah tertutup oleh ranting-ranting pohon dan bambu-bambu. Rupanya mulut goa ini sengaja ditutup oleh warga sekitar supaya kelelawar tidak keluar dari goa dan memudahkan warga dalam menangkap kelelawar. Dikarenakan mulut goa masih tertutup oleh ranting-ranting pohon, maka sebelum kami rigging, kami harus membersihkan dan menyingkirkan ranting-ranting pohon tersebut.

Setelah mulut goa sudah bersih dari ranting-ranting pohon dan bambu-bambu, kami melakukan orientasi medan terlebih dahulu sebelum memasang lintasan untuk turun. Setelah melakukan orientasi medan, barulah kami memasang masing-masing set SRT lalu memulai rigging. Kebetulan saat itu yang menjadi rigging man adalah saya sendiri dan asisten rigging adalah Yayan. Yaa.. meskipun kami perempuan tetapi jangan remehkan kami. Kami adalah perempuan yang tangguh dan memanfaatkan alam sebagai media pembelajaran kami dalam mencari ilmu. 





 
Sebelum memulai rigging, kami harus membuat angkor atau tambatan pada lubang tembus sebuah batuan besar dengan menggunkaan simpul 8 double. Tentunya batuan yang dipilih adalah batuan yang kuat dan tidak mudah rapuh. Kemudian kami membuat strepess line terlebih dahulu sebagai tali pengaman.
Setelah tali kranmantel terpasang menjulur ke bawah dan terpasang dengan aman, barulah satu persatu dari kami bertiga turun mengunakan peralatan lengkap untuk vertikal dengan teknik SRT (Single Rope Technique). Namun sayang kami belum sempat mengeksplore Goa Sipulus ini, karena cuaca saat itu mendung dan sudah mulai turun rintik hujan disertai suara petir yang sangat keras. Orang yang menjaga di bagian atas menyarankan kami untuk segera naik.

Satu hal baru yang didapat dari sini adalah alam selalu mengajarkan kita tentang keberanian, kesederhanaan, kejujuran, dan tanggung jawab. Tak usah berpergian jauh apalagi hingga ke luar negeri kalau negeri kita sendiri kita tak pernah tau keindahannya.


      Bye.....

Salam petualang

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Syarat dan Tahapan menjadi Polwan